“Satu Bumi Satu Langit Satu Kemanusiaan”
Oleh Mayline Fridasari
Mengapa dunia ini tak pernah terpecah belah. Rasa kalut? Marah? Bosan? Semua itu beterbangan mengelilingi setiap memori otak tanpa adanya rasa lelah. Bahkan tak segan-segan pikiran itu menerjang keadaan fisik dan batin seseorang.
Pikiran itulah yang selalu ada di setiap memori Michaelyn.
Sejak dia berumur 10 tahun ia tak pernah berkeinginan dunia ini damai. Ia hanya ingin merasakan dan membuat dunia ini menjadi terpecah belah dan menderita sama seperti kehidupan yang dia alami sampai saat ini. Ingin rasanya membuat semua orang terjerumus dalam perilaku yang ia buat dan membuat semuanya mengikuti bagaimana jalan hidup yang ia buat seperti air yang mengalir.
Menjadi sosok yang tidak diinginkan oleh semua orang membuat semua jiwa-jiwa buruknya menguasai dirinya. Selalu mementingkan diri sendiri, mempecah belahkan keadaan untuk membuat semua orang terjerumus ke dalam lubang yang ia gali selama ini.
Pagi yang cerah ditemani oleh daun-daun yang rontok memasuki musim gugur tak membuat Michaelyn terusik dengan kegiatan yang ia lakukan selama di bus. Hanya lagu yang membuat ia nyaman dan juga menemani setiap perjalanan menuju sekolahnya. Bus pun berhenti tepat di depan gerbang sekolah yang ia tempuh pendidikan selama ini, dengan menghiraukan semua panggilan teman-temannya ku tetap dengan lagu yang menemani setiap iringan kakinya menuju kelasnya. Sesampainya di kelas Michaelyn langsung menaruh tas dan menyampirkan jaketnya pada bangkunya, hingga tanpa sengaja ia mendengar teman-temannya berbisik dan membicarakan dia.
Memang benar yang mereka bicarakan bahwa dulu aku pernah mem-bully bahkan membuat ia trauma namun semua yang teman-teman bicarakan tak semuanya fakta. Terdapat beberapa hal yang mereka tak ketahui di dalam hidup dan diriku ini, hanya helaan nafas yang bisa membuatku tenang dan menghiraukan semua omong kosong teman satu kelasnya itu. Hingga memori itu datang kembali dan menerjang pikirannya dan kembali pada ucapan teman sekolanya dulu “heh anak songong nggak malu apa nge-bully orang bahkan ngehina agama dan suku orang lain emang lo siapa sihh sampai dengan beraninya kayak gitu mending lo keluar aja dari sekolah nggak layak lo disini!” kata-kata itulah yang membuat dia menjadi seperti ini selalu menutup diri dan membuat bahwa ia tak perlu untuk menghormati keberagaman ini dan bahkan ia sangat ingin untuk menghancurkan semuanya sampai ia merasa puas dan lega tanpa ada rasa bersalah dalam pikiranku
Tak ada niatan untukku membalas semua ocehan mereka yang lontarkan padaku. Bahkan mereka tak tahu bahwa aku telah merencanakan sesuatu yang mungkin akan membuatku tenang dalam seketika, tak terasa sampai tadi aku banyak melamun guru yang mengajar pada jam pertama juga sudah memulai pelajarannya dengan berat hati kusimpan handphone ku dan mulai fokus ke pelajaran yang disampaikan. Pelajaran pun telah usai dari tadi saatnya untuk aku pulang tanpa ada niatan untuk bercanda maupun berbincang sebentar dengan teman-teman kelasnya pikirannya hanya fokus ke dalam rencana yang akan ku lakukan nanti.
Sampai di rumah ku langsung melihat sebuah papan yang berisikan tentang rencana yang akan ku buat nanti. Ya tak terasa sudah kelas 12 ku di sekolah ini yang artinya sebentar lagi ku akan meninggalkan sekolah ini dan kini ku mulai misi dan rencana yang kubuat selama ini. Sampai di kelas ku mulai menaruh tas dan jaketku dan mulai melangkahkan kakiku menuju ruang radio sekolah menunggu sampai bel berbunyi, bosan hanya menunggu sampai bel berbunyi ku mulai mengambil handphone ku dan mulai memainkannya. Bel berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai dan sekarang saatnya untuk memulai rencanaku sampai semua tenang dan tidak berisik, ku mulai menyalakan pengeras suara dan mengakatan yang membuat semua murid terkejut bukan main “tak akan ada yang namanya damai dalam dunia ini, dunia ini akan terbecah belah. Jangan pernah percaya dengan satu sama lain semua ras dan agama kalian berbeda kalian berteman hanya untuk mencari muka. Maka dari itu jangan pernah percaya dengan satu sama lain tak akan ada lagi yang namanya menghargai atau menghormati suku dan agama orang. Jangan pernah menyesal dengan kalian berteman satu sama lain” langsung ku matikan pengeras suara tersebut dan mulai berlari meninggalkan kelas tersebut.
Bahkan hanya dengan kata-kataku seluruh sekolah telah menjadi ricuh bahkan mereka beradu mulut menyalahkan satu sama lain, ya bisa dibilang rencana yang ku buat berhasil dan sekarang dapat ku lihat mereka semua terbecah belah dan tak akan ada kata damai dalam kamus sekolah ini. Bahkan guru pun sampai bingung bagaimana cara mereka memberi tau bahwa semuanya tak benar bagaimana denganku? Guru tak tahu bahwa akulah yang membuat semuanya menjadi seperti ini walaupun hanya kata yang ku ucapkan di ruang radio tersebut sudah dapat memecah belahkan semua yang ada di sekolahku. Dua minggu sudah aku selalu melakukan seperti itu tanpa ada yang mengetahui bahwa aku yang berada dibalik ini semua, hingga satu anak yang datang dan mengatakan untuk berhenti melakukan ini semua.
“Michael tolong hentikan semu rencanamu ini sudah puaskah kamu membuat sekolah menjadi saling membenci” kata Curly yang tiba-tiba datang menemuiku di rooftop sekolah, bahkan disitu ku kaget dimana dia bisa tahu bahwa aku yang telah melakukan ini semua. “Aku tahu semua yang kau rencanakan, dihari dimana kamu berkata di ruang radio aku tak sengaja mendengar dan mulai dari situ aku selalu mengikuti kemana pun kamu pergi, jadi bisakah kau untuk menghentikan ini semua? Kumohon” kata Curly sambil memohon kepadaku. “Aku akan tetap menjalankan semua ini, jangan pernah untuk ikut dalam urusanku” ku langsung melangkah pergi tanpa ingin melihat Curly yang berteriak memanggil namaku, bahkan sudah satu semester semua orang masih belum berdamain bahkan beberapa orang terlibat dalam baku hantam hanya dengan masalah bahwa mereka berbeda agama dan tidak boleh bermain dengan kelompoknya bisa dibilang cukup simple dengan masalahnya namun ya gimana lagi, toh ini semua berawal dari rencana Michaelyn, bahkan sampai saat ini ku tetap menjalankan semuanya.
“Michael sudah ku katakan berapa kali hentikan semua ini! Tak cukupkah kau menghancurkan sekolah ini sampai kapan kau akan menjalankan semua rencana konyolmu ini?!” kata Curly yang secara tiba-tiba datang menemuiku di taman belakang sampai membentakku. “Bukan urusanmu dan kau bertanya sampai kapan aku akan menjalankan rencana konyol yang kau katakan sampai ku puas dan dunia terbecah belah cukup simple bukan” sambil menutup mataku dan berkata seperti itu “tapi bukan dengan seperti ini Michaelyn kau sudah keterlaluan dengan semuanya, tolong coba pikir kembali dan jadikan semua anak sekolah berdamai yang perlu kau tahu sekali lagi Michael kau melakukan ini semua karena traumamu di masa lalu bukan? Aku tahu semua latar belakangmu Michael jadi tolong hentikan semuanya” kata Curly sambil sesekali memegang kepalanya yang pusing karena ulah yang telah ku lakukan. Kaget dan takut rasa yang patut di deskripsikan tentang pikiranku saat ini bahkan anak yang baru ketemui beberapa hari lalu sudah tahu masa laluku yang kelam disitulah penyakit mentalku kembali menerjang tanpa menunggu lama lagi aku berlari pergi sampai ku tak dapat ditemukan oleh semua orang.
Sebulan sudah Curly mencari keberadaan Michaelyn namun tak kunjung datang bahkan keadaan sekolah semakin riuh dan kacau hanya satu yang dapat meluruskan ini, ya Michaelyn yang dapat melakukan ini semua karena dialah yang membuat sekolah seperti ini. Ketika ia berjalan menyusuri taman tak sengaja ia menabrak seseorang “maaf, maaf apakah paman tak apa?” sambil memegang tangan paman yang telah ia tabrak “oh tak apa nak, bagaimana bisa kamu jalan tak memperhatikan setiap jalan untung kau tak lagi di lampu merah, dan kenapa dengan mukamu ada yang menggangu pikiranmu?” kata paman itu sambil membawaku untuk duduk disalah satu bangku taman. “Ada paman tapi apakah paman akan membantuku?” kata Curly menatap paman itu “tentu selagi paman bisa membantu, masalah apakah yang telah menganggu pikiranmu?” kata paman itu “temanku dia telah membuat sekolah menjadi kacau balau tak ada yang berteman satu sama lain karena agama dan suku mereka berbeda ya bisa dibilang ini ulah temanku, Michaelyn namanya yang telah membuat sekolah menjadi kacau balau” paman tersebut akhirnya tersentak dan mulai bertanya lagi “Michaelyn? Benarkah dia?” monolog paman tersebut yang dapat didengar oleh Curly “paman tahu? Jika paman tahu tolong bawa aku menemuinya” sambil memohon kepada paman tersebut “paman akan membawamu dia, mungkin keponakan ku yang kau maksud.” Curly pun mengikuti paman tersebut dan berpikir apakah paman ini ayah Michaelyn tapi kedua orangtua Michaelyn sudah meninggal terus siapa paman ini?
Sesampainya mereka didepan rumah paman tersebut langsung membawa Curly menuju kamar Michaelyn dan ketika paman tersebut membuka pintu, Curly kaget bahwa orang yang dia cari selama ini berada di kamar tersebut sedang berbaring lemah dengan infusnya yang menggantung “Michael? Kau kah ini?” kata Curly sambil berjalan temannya itu tapi tak ada sautan dari mulut Michael karena tak ada pergerakan apapun, akhirnya paman tersebut membawa Curly menuju ruang keluarga “kenalin nama paman Devin, saya paman dari Michaelyn” kata Paman Michaelyn sambil tersenyum “paman ada apa dengan keadaan Michael maaf kalau saya lancang” kata Curly yang ingin tahu tentang Michael yang sudah ia anggap teman bahkan saudara. “Michael hampir bunuh diri ketika saya tak menyelamatkannya” kata paman Devin sambil menunduk “tapi bagaimana bisa paman? Kenapa dia ingin bunuh diri?” kata Curly yang masih dengan keadaan syok “Dia ingin bunuh diri karena traumanya kembali datang dan mengacaukan pikiran dia, untung ketika ia ingin menusuk cutter tersebut ke denyut nadinya paman berhasil membawanya pergi dan tinggal di rumah paman maaf jika paman tak melaporkan ke pihak sekolah. Michaelyn berkata ke saya bahwa ia menyesal dan ingin berdamai dengan temannya dan meminta maaf tolong ketika ia bangun bantu ia untuk berbicara dengan temannya dan bantu agar dia melawan traumanya. Waktunya tak banyak ia sudah didiaknosis dengan dokter bahwa Michael mempunyai kanker dan waktunnya tak banyak lagi. Maka dari itu paman mohon ke kamu untuk membantu dia melewati ini semua” Kata paman Devin sambil diusap punggungnya dengan istrinya yang entah kenapa sudah duduk disebelah suaminya.
Disitu Curly benar-benar kaget bagaimana bisa temannya itu menyembunyikan penyakitnya dari dia dan keluarganya mulai dari situ ia mulai bertekad untuk membantu Michaelyn melewati ini semua. Hari berganti hari minggu berganti minggu Michaelyn bangun dari komanya dan mulai kembali ke sekolah untuk berdamai dengan sekolah atas perlakuannya, guru-guru Michaelyn cukup kaget bahwa akulah yang telah membuat sekolah bahkan Curly membantuku untuk berbicara semua guru menangis mendengar penjelasan Curly dan membantu Michaelyn untuk berbicara dengan temannya. Akhirnya semua temannya disatukan di aula untuk berbicara masalah dan membuat damai dan Curly menyemangatiku bahwa aku bisa guru pun langsung memintaku ke depan sambil Curly menuntun kursi roda yang ku pakai ke depan aula.
“Aku minta maaf dengan semuanya, maaf jika sudah membuat sekolah menjadi terbecah belah dengan semua rencana ku. Ku sungguh minta maaf” Kataku sambil menangis karena Curly tahu bahwa aku tak bisa berkata lebih banyak akhirnya ia yang berbicara dan meminta maaf atas Micahelyn “hai semua disini aku bakal yang ngomong ke kalian, pasti kalian tahu bukan dimana dihari kalian mendapat siaran radio yang membuat kalian akhirnya marah dan benci satu sama lain itu semua ulah Michaelyn bisa dibilang Michaelyn sudah merencanakan dari jauh hari” dari kata tersebut membuat semua ribut dan mencaci maki Michaelyn yang membuat riuh sekolah “bisa tolong diam sebentar” Kata Curly kepada teman-temannya dan semua teman-temannya pun terdiam “terimakasih, Michaelyn melakukan perbuatan seperti itu karena trauma di masa lalu yang membuat ia ingin membalas dendam tapi Michaelyn sudah mengakui bahwa dia salah jadi tolong maafkan dia, ya walaupun mungkin susah untuk kalian untuk memaafkan Michaelyn tapi tolong maafkan dia sekali saja. Dimulai dari masalah ini kita tahu bahwa di sekolah ini tak ada yang namanya perbedaan semua sama kita semua adalah keluarga walaupun ras, suku, dan agama kita berbeda tapi kita semua saudara jangan pernah untuk menyalahkan satu sama lain bahkan membenci lebih baik damai dan membuat semuanya kembali seperti semula, maka dari itu bisakah kalian memaafkan Michaelyn?” kata Curly
Semua terdiam tak ada yang menjawab dan masih syok dengan penjelasan Curly hingga pada akhirnya satu orang berteriak “aku memaafkanmu Michael toh semua pastii pernah melakukan kesalahan jadi kedepannya jangan membuat sekolah terbecah belahnya!” mulai dari situ Michaelyn mendongakkan kepalanya dengan sisa air mata yang masih mengalir di pipinya teman-teman semuanya bahkan mulai bersautan mengatakan kata maaf pada Michaelyn dan ku mulai berterima kasih setidaknya ketika ia tidak ada di dunia ini lagi semua kesalahan sudah di maafkan oleh teman – teman. Dimulai dari situ semuanya kembali dengan baik dan damai tanpa ada lagi perpecahan dalam sekolah mereka bahkan teman-temannya sudah mau bermain bersama dengan Michaelyn dan membantu Michaelyn untuk mengatasi traumanya tapi tak berlangsung lama kabar yang membuat satu sekolah sedih baru kemarin mereka meminta maaf dan berdamai sekarang dikejutkan dengan Michaelyn telah di panggil Tuhan karena tubuhnya tak bisa menampung kanker yang sudah menjalar ke tubuhnya. Setidaknya ku sudah mengakui kesalahan dan semua sudah mau menerimaku kembali.
Cerita tersebut ku tuliskan di buku sebelum aku pergi meninggalkan semuanya kenangan maupun orang-orang yang kusayangi dan sekarang tak ada lagi kata terpecah belah dalam kamus tapi kata damailah yang ada dikamus sekolah ini semuanya sudah mulai untuk menghargai ras, suku, dan agama satu sama lain tanpa ada pertengkaran. Terimakasih kertas-kertas coklat yang telah mau menemaniku selama ku hidup agar ku bisa bercerita kehidupanku ini. Tak ada lagi keributan maupun pertengkaran antara ras, suku , dan agama namun kini damai yang ada di pikiran kami.
Recent Comments